contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Jumat, 25 November 2011

Nama               : Galih Lumaksono
NIM                : 3401409002
Jurusan            : Pend. Sos-Ant
Rombel            : 01



Fenomena Angkringan Di tengah Kehidupan Masyarakat

Angkringan merupakan salah satu bentuk Usaha yang tidak begitu membutuhkan modal yang sangat besar. Angkringan sering juga disebut dengan istilah warung kucingan. Angkringan sendiri tak dapat dilepaskan dari lingkungan kehidupan kaum pelajar dan anak muda termasuk di dalamnya adalah mahasiswa. Hal ini dikarenakan harga murah yang ditawarkan dan juga suasana sederhana yang sekarang begitu jarang ditemui di warung makan atau restoran yang ada. Angkringan sekarang sudah mempunyai peran tambahan menjadi semacam base camp atau tempat kumpul para anak muda untuk sekadar makan dan jajan atau hanya sekedar ngobrol dengan teman atau kerabat Salah satu sifat lain angkringan ialah adanya kenyamanan dan keleluasaan yang ditawarkan angkringan yang menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan dengan warung makan lain yang telah ada. Di angkringan kita boleh saja duduk berjam-jam tanpa harus khawatir akan mendapat usiran dari pemiliknya.. Perkembangan jumlah pedagang angkringan saat ini juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup pesat dan meningkat dari waktu ke waktu. Bahkan tak jarang dalam satu petak wilayah tertentu terdapat lebih dari satu pedagang angkringan yang jaraknya juga cukup berdekatan. Hal ini kemudian memunculkan iklim persaingan di antara para penjual angkringan yang kemudian memaksa mereka untuk berlomba menarik pelanggan dengan melakukan terobosan-terobosan yang menarik pembeli sebanyak mungkin.
Di lingkungan daerah Sekaran sendiri khususnya di wilayah sekitar kampus UNNES, jumlah penjual angkringan sudah cukup banyak dan menunjukkan iklim persaingan yang cukup ketat. Bahkan di salah satu angkringan yang ada di UNNES telah menyajikan layanan hotspot seperti layaknya café atau warung makan yang berkelas. Persaingan menjadi menarik untuk diteliti karena memang hal ini berkaitan dengan topik sosiologi yaitu tentang bagaimana seseorang berjuang untuk memberikan yang terbaik guna menarik pelanggan dan bagaimana hubungan interaksi di antara para penjual apakah masih berjalan baik atau justru akan sedikit terganggu dengan adanya persaingan yang terjadi tersebut. Di samping itu juga keberadaan angkringan dapat dikaitkan dengan perspektif bahwa angkringan tidak lagi menjadi tempat makan golongan menengah ke bawah seperti yang dulu melekat pada warung angkringan, tetapi sekarang sudah beralih yaitu warung angkringan sudah menjadi tempat makan semua golongan baik itu kelas atas, menengah, maupun kelas bawah. Hal itu menjadi menarik karena hal itu jelas bersinggungan dengan konsep dalam sosiologi yang menyebutkan bahwa kebanyakan orang yang menduduki kelas atas maka dia akan berinteraksi dengan orang pada tingkatan kelas sama yang berada pada tempat yang memang menjadi tempat seharusnya orang kelas tersebut berada. Namun hal itu jelas dibelokkan oleh keberadaan warung angkringan karena dapat kita lihat bahwa interaksi yang terjadi antara para pembeli yang berada di angkringan tidak lagi mempermasalahkan masalah kelas atau hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
Untuk masalah yang berkaitan dengan masalah interaksi antara orang-orang yang singgah di angkringan baik dari pihak penjual maupun pembeli menunjukkan hubungan yang cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari adanya keakraban yang tercipta di antara kedua belah pihak yang begitu nampak saat kita berada pada warung angkringan. Tak ada lagi pemisah yang kemudian membedakan interaksi di antara keduanya. Hal ini kemudian yang menjadi faktor utama dalam terbentuknya komunikasi timbal balik yang pada nantinya akan menciptakan situasi yang kondusif. Terkadang, orang-orang menggunakan warung angkringan sebagai sarana untuk tempat mengobrol dan sekadar melepas penat. Banyak orang yang kemudian lebih merasa nyaman makan di angkringan ketimbang di tempat makan yang lainnya karena alasan tersebut.
Angkringan tak dapat lepas begitu saja dari kehidupan mahasiswa karena memang ini sudah menjadi bagian dari kebutuhan makan bagi sebagian besar mahasiswa. Sehingga kemudian angkringan begitu identik dengan kehidupan mahsiswa dan pastinya kita banyak menemukan mahasiswa sedang berada di sana. Seperti pada kebanyakan orang, mahasiswa juga berada di sana untuk memenuhi kebutuhan makan mereka. Namun terkadang pula mereka di situ untuk sebatas nongkrong bersama teman atau malah biasanya menggunakannya sebagai tempat untuk berpacaran. Jadi dari sini dapat disimpulkan bahwa angkringan merupakan tempat yang menjadi favorit bagi sebagian besar orang yang memang menyukai tempat yang bebas dan murah harganya, sehingga angkringan sudah tak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat dewasa ini.

0

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Populer